Fullmetal Alchemist Fanfiksi: Another Duty
Another Duty
Fullmetal Alchemist
© Hiromu
Arakawa
Warning:
Canon. Romance/General. Rated T. OOC? Post-manga
Characters: Roy Mustang and Riza Hawkeye
For RoyAi Days :D
.
Summary:
Mayor Jenderal Roy Mustang membebastugaskan Kapten Riza Hawkeye yang selama ini
menjadi asisten setianya. Dan ia memberikan tugas yang lebih berat kepada Riza,
tapi apakah Riza sudi melakukannya?
.
.
Apakah kau akan mengikutiku?
Jika itu yang Anda inginkan, saya akan mengikuti Anda
walau itu harus ke neraka sekali pun.
.
.
“Kapten…”
“Hm?”
“Kau masih marah ya?”
“Tidak…” Wanita berambut kuning itu lantas
menlanjutkan kalimatnya, “salah.”
Membuat pria yang berdiri di sampingnya tertawa kecil.
“Kau ini selalu saja jujur, Kapten.”
“Berbohong pada Anda itu sulit.”
“Oh ya? Kenapa?”
“Karena Anda adalah atasan saya,” jawab Kapten Riza
Hawkeye datar.
Kini mengembang senyuman dari bibi Roy. “Kau sangat
mematuhi aturan ya, Hawkeye.” Mayor Jenderal Roy Mustang tidak bisa
menyembunyikan rasa bangga pada anak buahnya ini—yang selalu menuntunnya ke
jalan yang benar. Karena terkadang ia suka seenaknya sendiri, membiarkan
anak-anak buahnya berkerja sampai tuntas, sementara ia sering kabur untuk
kencan bersama wanita-yang berbeda setiap minggunya.
Mereka berdiri bersebelahan di atas gedung Markas
Militer East City. Menikmati semilir
angin musim semi yang menusuk-nusuk kulit. Pertemuan itu sangatlah rahasia,
karenanya mereka memilih tempat yang jarang dikunjungi orang.
Empat tahun telah berlalu sejak Promised Day. Dan setelah hari itu banyak yang berubah. Kemiliteran
akhirnya berasaskan demokrasi, seperti yang diharapkan banyak orang.
Hanya saja perubahan yang sangat mengejutkan
berikutnya adalah bahwa Roy meminta Riza dipindahkan ke divisi lain.
Dibebastugaskan sebagai anak buahnya. Artinya Riza akan terpisah dari Roy.
“Sekarang boleh
saya yang bertanya pada Anda, Jenderal?” kini Riza yang balik bertanya pada
atasannya.
“Ya, silakan.”
“Sebenarnya mengapa Anda meminta saya pindah ke divisi
lain?”
“Ah, Hawkeye. Rasa-rasanya aku sudah menjelaskannya
padamu berkali-kali.” Roy menggaruk-garuk belakang lehernya. “Aku ingin kau
berkembang dan memiliki pasukan sendiri.”
“Saya…tidak bisa menerimanya. Bukankah saya selalu
loyal terhadap Anda?” suara Riza kini naik; menandakan ia mulai naik pitam.
Tapi yang namanya Roy Mustang akan selalu bersikap seolah
tidak itu bukanlah masalah besar. “Karena aku punya tugas yang lebih berat
untukmu.”
“Tugas? Tugas seperti apa?”
Roy bisa melihat Riza menahan airmatanya yang penuh di
ujung mata. Apakah ia akan mengeluarkan
airmata yang polos itu? Ia berdecak girang dalam hati. Padahal ia sangat
membenci air karena ia selalu tak berguna jika sudah berurusan dengan air. Tapi
untuk airmata anak buahnya ini adalah pengecualian.
“Ah, Riza. Apakah kau merasa di sini semakin dingin?
Aku buatkan api ya.” Roy lalu menjetikkan jarinya, seketika keluar api kecil
yang menari-nari di telapak tangannya. Ia mendekatkan dirinya ke arah Riza, dan
seketika kehangatan pun mulai menyelimuti mereka.
Kedua Alis Riza terangkat. Ia menyadari atasannya itu
memanggilnya dengan nama kecilnya. Dan entah mengapa hal itu membuat jantungnya
berdegup dua kali lebih cepat.
“Bagiku kau sungguh luar biasa, Riza. Aku pikir jika
itu tidaklah pantas jika kau terus menjadi anak buahku.”
“Tapi apakah Anda tidak mengingat janji saya kepada
Anda? Saya akan melindungi Anda sampai Anda menjadi Führer. Sebentar lagi saja…saya mohon.
Ketika Anda menjadi Führer barulah Anda bisa melepaskan saya
ke divisi lain.”
“Dengan
seperti itu pun kau tidak akan selamanya bersama denganku, Riza. Sementara aku
ingin kau berada selamanya di sisiku,” ucap Roy menatap lembut Riza.
“E-Eh?”
Riza sampai tercenung mendengarnya.
“Jika kau
selamanya menjadi anak buahku tugas itu tidak bisa aku berikan karena ada Anti-Fraternization
Law1. Perhatikanlah ke bawah, Riza…”
Riza
memperhatikan di bawah ramai dengan para tentara yang berhamburan. Ia kira
sedang ada upacara, tapi para tentara itu tidak berbaris.
Kemudian Roy
melempar api kecil yang ada di telapak tangannya ke lapangan luas yang ada di
bawah sana. Ia menjetikkan tangannya kembali. Lantas muncullah percikan api
yang membakar tanah di sana seketika. Nyalanya begitu terang sehingga seperti
sedang kebakaran.
Terdengar
riuh suara tepuk tangan di bawah sana, ternyata para tentara menyambut nyala
api itu dengan gegap gempita. Mereka juga bersiul-siulan meramaikan suasana
yang tadinya sepi seperti berada di makam.
Ketika itu
Riza sama sekali tak berkutik ia melihat guratan tanah yang terbakar api yang
membentuk sebuah kalimat:
Will
you marry me?
“Kau
bersedia berada di sampingku selamanya, kan, Riza? Jadilah pendamping hidupku…masa
tuaku…”
“Jenderal….Anda—”
Riza tak
bisa melanjutkan kata-katanya karena Roy mengecup bibirnya dengan mesra.
Apakah kau akan selamanya berada di sisiku?
Jika itu
yang kau inginkan, aku bersedia. Karena hatiku menginginkan hal yang sama.
SELESAI
Glossary
Anti
Fraternization Law = Hukum yang melarang atasan dan bawahan memiliki hubungan
khusus di kemiliteran Negara Amestris.
.
.
Ah, ceritanya memang cheesy sekali. Saya nggak pintar membuat
yang romantis hehehe.
Silakan
jika ada yang ingin review ^^
Tags:
Fanfiksi
0 komentar