Fanfiksi : Senyuman Langit
Senyuman
Langit
Naruto
© Masashi Kishimoto
Based on Shipudden episode 235
Warning:
Canon-Filler. NaruSaku. Romance. Oneshot.
Sebenarnya nggak pernah kepikiran
bakal buat fanfiksi pendek seperti ini. Gara-gara nonton episode 235 kemarin,
jadi punya ide buat ini :D. Habis kata-kata Narutonya so sweet banget :’). Yang
merasa suka NaruSaku wajib nonton episodenya hohoho. Oh ya, sebagian besar kutambahin sih ceritanya. Tapi pas bagian flasback itu murni dari animenya ;D.
Okelah selamat membaca ^^
.
.
Senyumannya
itu kepunyaan langit. Sebuah lengkungan yang sangat manis. Hanya dia satu-satunya
pemilik. Sejak melihatnya, aku pun menyadari, senyuman itulah yang
membuatku jatuh cinta padanya. Maka aku akan selalu berusaha agar senyuman itu
kembali ada. Terpahat di bibir tipisnya. Setelah sekian lama hilang bersamaan
dengan perginya si brengsek itu dari Konoha. Aku berjanji akan merenggut
senyuman itu kembali. Namun kali ini hanya untukku…
Angin
semakin lama semakin berhembus kencang. Lautan yang tadi begitu tenang mulai menunjukkan
sisi lainnya. Melihat kelabunya langit, hal itu bisa ditebak, bahwa badai akan
segera datang.
Namun Naruto masih tetap berdiri di
geladak kapal. Memandangi lautan di depannya. Biru bertemu dengan biru.
Perjalanan pulang ke Konoha dari
Nadeshiko no Sato memang masih panjang, namun di siang penuh mendung itu ia
enggan beristirahat di dalam kapal.
Masih ada yang mengganggu
pikirannya. Dari ajakan Takumi—si pengawal Putri Shizuka—yang memintanya untuk
bertarung dengan pemimpin Nadeshiko no Sato itu. Dimana jika Naruto memenangkan
pertarungan itu ia akan menjadi suami dari sang putri.
Takumi pun memilih Naruto untuk
menjadi calon suami Shizuka dikarenakan pemimpin dahulu bertarung dengan
Jiraiya dengan hasil seimbang, dan Jiraiya berjanji untuk melanjutkannya di
kemudian hari.
Nadeshiko no Sato seluruh
penduduknya adalah wanita, begitu pun dengan pemimpinnya. Dan mereka mencari
suami dengan cara bertarung dengan mereka, jika mereka menang, maka mereka
layak untuk menjadi suami wanita-wanita dari desa kecil itu.
Tradisi yang aneh.
Memang
pada akhirnya Naruto yang memenangkan pertarungan itu tanpa melukai Putri
Shizuka. Namun Naruto tetap menolak untuk bertarung serius dengannya.
Pertarungan itu pun diakhiri dengan
percakapan yang cukup lama. Dan percakapan itu yang kini sedikit mengganggu
pikirannya.
Flashback
On
“Mengapa
kau menyelamatkanku?”ujar Shizuka ketus.
“Itu
sudah biasa aku lakukan terhadap sesama manusia, kau tak perlu heran.”
“Bukan
itu maksudku! Kau punya kesempatan untuk mengalahkanku!”
“Kalau
aku menurutinya apa kau sendiri akan merasa puas?!” volume suara Naruto pun
ikut meninggi. Membuat gadis bermata hijau itu bungkam sejenak. Naruto pun
menurunkan tubuhnya hingga matanya sejajar menatap mata gadis yang berada di
depannya. “Hanya karena itu adalah takdirmu, kau menutupi hatimu untuk mencari
pasangan hidup yang tidak kau mau. Bukankah itu terdengar bodoh?”
Naruto
lantas membuang mukanya, tak menatap gadis itu. “Maksudku, aku memang tidak mengerti
pernikahan dan segala macamnya. Tapi apa kau tidak memiliki seseorang yang kau
cintai? Yang memiliki perasaan yang sama denganmu?”
“I-Itu…”
Shizuka lagi-lagi hanya bisa terdiam. Ia teringat akan kekasihnya yang telah
lama meninggal. Kekasih yang gagal ia dapatkan karena tradisi bodoh itu. Kekasihnya
hanyalah seorang saudagar muda biasa yang tak memiliki kemampuan bertarung sama
sekali.
“Aku
memiliki gadis yang aku cinta, namanya Sakura-chan,” ujar Naruto pada akhirnya
mengakhiri kesunyian. “Ya, sebenarnya itu adalah cinta yang bertepuk sebelah
tangan.” Ia pun menatap langit di atasnya sembari tersenyum.
Shizuka
tampak terkesiap mendengarnya.
“Karena
Sakura memiliki orang lain yang sangat ia cinta, namanya Sasuke. Ia terus
mengejar dan berusaha keras untuk memenangkan hatinya.” Naruto lalu menutup
kedua matanya. “Ketika dia menatap Sasuke, aku melihat senyumannya. Senyuman
yang sangat manis. Sulit untuk menjelaskannya, lalu aku pun menyadari karena senyuman itulah aku
mencintainya.”
Naruto
lalu membuka matanya kembali. “Aku tidak akan pernah memaksa perasaanku pada
Sakura-chan. Namun aku memutuskan sepenuh hatiku, jika aku akan berusaha juga
untuk memenangkan hatinya!” teriaknya penuh semangat.
“Ta-Tapi
takdirku…,” ujar Shizuka yang masih terlihat ragu.
“Kau
adalah pemimpin desa ini. Kau memiliki kemampuan untuk merubah aturan itu…
Lakukanlah!”
Lalu
di dermaga, ketika mengantar shinobi Konoha menaiki kapal…
Shizuka
pun bertanya pada Naruto “Jika misi ini telah selesai, dan kau kembali ke desa,
apakah kau akan menyatakan perasaanmu pada gadis yang kau cinta itu?”
Naruto
pun kaget sembari tersipu-sipu. “E-Eh? Ahaha sepertinya aku belum bisa menyatakannya
sekarang.” Kemudian ia terdiam sejenak. “Karenanya aku akan selalu memperhatikan
dan melindunginya.”
“Apakah
dengan begitu kau akan bahagia?”
“Tentu
saja!” teriak Naruto dengan lantang. Namun kemudian wajahnya berubah serius. “Memang
itu akan lebih membahagiakan diriku jika suatu saat akhirnya aku yang dia pilih.”
Ia pun tersenyum kembali. “Tapi untuk sekarang tidak apa-apa. Asal Sakura-chan
bahagia, itu yang terpenting.”
Flashback Off
“Ahaha.
Aku tak percaya aku bisa mengatakan hal itu pada orang yang baru aku kenal.”
Naruto kembali ke alam sadarnya dan menertawakan dirinya sendiri.
Ia pun kembali berbicara pada
dirinya sendiri. “Tapi aku tidak berbohong kok. Itu sudah terpatri dalam
hatiku. Suatu saat senyuman langit itu akan menjadi milikku.”
THE END
Tags:
Fanfiksi
0 komentar