Naruto Fanfiction: The Time Travel

The Time Travel
Naruto belong to Masashi Kishimoto
Warning: Semi-Canon. OOC for Sakura. Rated T. Tragedy/Hurt/Comfort. Sequel from I Failed You
Pairing: Naruto dan Sakura.
Based on the song “In Heaven by JYJ”
“For Naruto Birthday”
Summary: Haruno Sakura yang meregang nyawa, mendapat tawaran dari Kyuubi kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahannya yang telah membiarkan Naruto mati karena luka yang dideritanya. Kyuubi merasa punya hutang budi pada Naruto yang telah menjadi host-nya selama hampir enam belas tahun. Ia pun membawa Sakura ke zaman ketika akhir dari perang dunia shinobi keempat. Mencari tahu penyebab Naruto memiliki luka dalam yang serius.
.
.
Chapter 1: Kembali Ke Masa Lalu
.
.

Haruno Sakura…
Berdiri di sebuah tanah lapang. Sendiri ia tak peduli. Hanya semilir angin sejuk menemani dirinya yang sepi.
Berdiri di depan sebuah pusara megah. Yang bersemayam pahlawan istimewa di dalamnya. Hari ini sudah hampir dua tahun lamanya ia pergi keharibaan Tuhan. Namanya…
“Naruto… Apa kabar? Sudah dua tahun lamanya, tapi rasanya hari kepergianmu itu baru kemarin.”
Uzumaki Naruto…siapa yang tidak kenal shinobi yang satu ini?
“Dan sampai sekarang aku masih hidup dalam masa lalu. Jangan kau tertawa padaku. Aku tahu kau bahagia di sana…”
Bahagia karena beban itu telah hilang dari pundaknya. Penderitaan itu telah sirna, dan perasaan itu juga sudah tersampaikan…
“Akhirnya aku tahu bagaimana sakitnya. Benar-benar sangat sakit, meski berapa kali aku berusaha mengstabilkan tubuhku,,, Kau mengembannya selama hampir dua puluh tahun, sedangkan aku yang belum dua tahun saja sudah kewalahan. Aku memang payah,” ucapnya sembari tersenyum getir.
Sakit itu… Beban itu… Dan kutukan itu… Akhirnya bisa dikecap olehnya,
Haruno Sakura.
Raga yang semakin layu, dan jiwa yang ingin lepas merasakan kedamaian. Namun ia menahan kesemuanya itu dengan sekuat tenaga untuk hari ini. Hari yang sangat ia tunggu kedatangannya sejak lama. Yang hanya terjadi setahun sekali…
“Dan kau juga pasti mengetahuinya, hari ini usiamu genap 22 tahun…”
Karena hari ini adalah hari yang spesial. Alasan itu yang membuatnya ingin merayakannya sendiri. Meski di tanah lapang sunyi lagi menyeramkan. Ditemani angin yang semakin lama semakin menyengat kulit paling dalamnya. Hari ini tepat setahun sepuluh bulan orang yang dicintainya itu pergi keharibaan Tuhan.
Dan ia berdiri di depan pusara mewah yang terpahat simbol Negara Hi di atasnya. Yang paling besar, dan memiliki tempat sendiri di area makam pahlawan Konoha. Karena dia memang pahlawan yang sangat dicintai oleh desanya. Yang tak kan terganti.
 “Selamat ulang tahun, Baka.” Masih dengan senyuman yang sama. Namun sekarang ditambah dengan airmata yang mengalir pada pipinya yang pucat.
Sakura pun meletakkan sejumlah bunga krisan di atas pusara Naruto. “Aku ingin segera berjumpa denganmu…
Gelap menerjang. Lemah tubuhnya mencapai titik puncak. Tak lama Sakura pun roboh ke tanah.
***
Dan bunga itu pun semakin layu…
Tuut… Tuut... Tuut…
“Tsunade-sama! Coba anda perhatikan ke sini.”
“Ada apa, Shizune? Kepanikanmu membuatku jadi tak nyaman hati.”
“Ma-Maafkan saya, Tsunade-sama. Tapi coba anda lihat. Detak jantung Sakura perlahan-lahan mulai melemah.”
“A-Apa? Padahal kemarin stabil.”
“Apa yang harus kita lakukan, Tsunade-sama? Kita keluarkan saja Kyuubi dari tubuhnya?”
“Itu sama saja, Shizune. Sakura akan mati jika Kyuubi dikeluarkan dari tubuhnya sekarang. Bagaimanapun dia bukan keturunan langsung klan Uzumaki.”
“Jadi kita tak punya pilihan lain?”
Senju Tsunade, Hokage Kelima Konohagakure. Kemarin ia memenangkan lotere yang ia ikuti. Dan ia sudah tahu apa yang akan terjadi, tapi ia tetap takut menghadapinya. Berkali-kali ditinggalkan orang terdekat memang menyakitkan bukan?
Kemudian ia perhatikan gadis itu, salah satu muridnya yang paling hebat. Penerusnya. Terbaring lemah di atas kasur, dengan berbagai macam alat bantu untuk mempertahankan hidupnya. Dengan sekujur tubuh yang terkelupas seperti terbakar api.
 Tsunade tahu apa yang akan terjadi, namun ia berusaha keras untuk mengulur takdir waktu yang telah ditetapkan. Apakah ia harus rela?
“Sakura… Kau bisa mendengarkan aku? Jika Naruto masih hidup, ia pasti sangat terpukul melihat keadaanmu seperti ini. Mengapa kau begitu nekat?” bisiknya.
“Jangan-jangan kau…ingin bertemu sesegara mungkin dengannya hm?”
***
Sebuah tawaran…
Dalam kekosongan itu, Sakura terdampar di tempat lain. Tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena selama ini ia tak sudi bertemu.
“Jadi kau Haruno Sakura teman se-tim Uzumaki Naruto yang dulu menjadi host-ku? Baru sekarang kau menemuiku…”
“Kau sendiri yang memanggilku. Ada apa?” tanya Sakura dengan nada ketus.
“Kau berani sekali menjadi host-ku yang sekarang. Padahal itu hanya akan membuatmu mati. Fufufufu”
Tiba-tiba Sakura jadi naik pitam. “Diam kau, Siluman! Aku begini karena aku ingin merasakan menjadi Naruto.” Kemudian volume suaranya turun. “Aku ingin merasakan penderitaannya dulu,” bisiknya.
“Hahaha. Manis sekali. Lalu apa kau sudah merasakannya, hm? Apa semua ini membuatmu puas? Kau hanya menyakiti dirimu saja.”
“Bedebah! Aku tak peduli aku akan mati. Yang penting aku bisa bertemu dengan Naruto.”
Kyuubi makin tertawa geli. “Fufufu. Romantis sekali. Padahal seingatku, dulu kau tak peduli padanya. Yang dipikiranmu hanya ada si pendosa Uchiha itu.”
“Diam! Kau tak tahu apa-apa tentang kami.” Mendengarnya Sakura merasa ditampar berkali-kali. Siluman itu nampak tahu akan semuanya. “Memang benar aku mencintai Sasuke-kun. Tapi itu dulu. Sekarang orang yang aku cinta…sudah mati...”
“Terlambat menyadari, eh? Sayang sekali. Hahaha.”
“Tertawalah sesukamu, Kyuubi! Aku tak peduli.”
“Hahahaha. Kau sangat temperamental. Aku sungguh heran mengapa Naruto bisa mencintaimu. Karena satu tubuh dengannya, kadang aku merasakan segala yang Naruto rasakan. Kalau kau tahu, kau terlalu banyak membuatnya menderita…” Siluman yang satu ini memang paling bisa membuat frustasi.
Tapi Sakura jadi menangis. Meski ia ingin menampiknya. Menurutnya kata-kata Kyuubi tak sepenuhnya salah. Ia mengakui di dalam hatinya. Hatinya tak mampu berdusta. “Di-Diam…”
“Hahaha. Dasar bodoh! Tapi aku kasihan juga melihat Naruto yang mati di kala muda. Lebih muda dibandingkan dengan host-host ku terdahulu. Bagaimanapun aku telah lama berbagi tubuh dengannya.”
“Ma-Maksudmu?”
“Kalau kau mau aku bisa mengantarkanmu lagi ke masa lalu. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahanmu.”
Masih adakah harapan itu? “B-Benarkkah?”
“Hm, ya. Tapi aku tak menjamin kau akan hidup panjang di sini. Jiwamu akan lama berada di masa lalu. Kematianmu akan berjalan lebih cep—”
“Sudah kubilang aku tak peduli dengan semua itu! Apa kau bisa mengantarkan aku ke masa lalu sekarang?”
“Kau ini tak sabaran ya. Tapi kuperingatkan kau tidak tahu kau akan kembali ke masa lalu. Yang kau sadari, kejadian-kejadian itu seperti pernah terjadi sebelumnya. Kau harus memperbaikinya…”
Sakura pun menyeka airmatanya. “Tidak apa-apa, asalkan aku bisa bertemu dengan Naruto.”
“Huh, baiklah. Aku akan membawamu ke akhir perang dunia shinobi keempat. Pesanku kau harus tahu di mana kesalahanmu. Sekarang pergilah.”
Kemudian cahaya putih terpancar. Perjalanan meniti waktu lalu pun akan dimulai…
Bersambung…

Well, ulang tahun Naruto kapan, ngebuat ficnya kapan :D. Kemarin-kemarin sibuk dengan ini itu jadinya baru bisa publish. Dan itu pun cuma segini. Maaf chapter ini singkat sekali. Chapter depan Insya Allah lebih panjang. Di sini palingan cuma sampai 3 chapter aja.
Buat fanfic Kembalinya Klan Peri Klan Uzumaki sama Shinjitsu No Uta bentar dulu ya. Masih dalam proses pengerjaan. Mohon dimaklumi.
Makasih udah mau baca ^^


Share:

1 komentar