Napas Syahadah (100 besar Lomba Puisi Tingkat Nasional Komunitas Rumah Sungai Lombok Timur)
Napas Syahadah
Karya: Pretty AW
/a/
Adakah kita menyadari bahwa buana ini
semakin mengerucut?
Sementara aku masih karam di tengah samudra tafakur.
Menangisi peradaban yang kian hari kian terbelenggu
dalam jeruji besi jahiliyah,
Dan langkah kaki yang kembali bertandang ke masa
anggara.
Acapkali silap menyadari bahwa gelayut singsingan fajar
telah mengetuk pintu Adha.
Tiada doa. Mengabaikan bahwa aku ini milik siapa.
Berkilah terikat dalam nisbah berpayung Islam.
Janji bertekuk patuh waktu lalu pun terkubur dalam
liang taburan bunga fana.
/b/
Benarkah adanya bahwa syahadah ada di
setiap helaan nafas jantung yang berdenyut?
Sementara Al Kautsar
kita bermuara ke lautan serakah.
Merenggut sari semesta. Tapi kita buang muka.
Pohon-pohon meronta, meregang dalam sembilu bengis
kita.
Keegoisan menjadi aliran banjir bandang yang menerjang
daging-daging bersahaja.
Tangan baja kita menerkam teriakan mulut-mulut
kelaparan.
Pijakan kaki kita mengotori hara-hara suci yang
dirawat dengan kasih sayang.
Maka ke manakah syahadah
yang meletup dari mulut manis ini dulu?
/c/
Adakah kesempatan yang masih berpihak pada kita?
Kita salah. Dan kita menyadarinya.
Syahadah merasuk dalam bumi-bumi liat bernyawa.
Menyusun tamadun
yang berakar dari firman-Nya.
Tangan-Nya terulur pada kita yang memiliki hasrat
perubahan.
Semoga bukan masygul lagi yang kita kalungkan di leher
handai tolan.
Melainkan uluran tangan putih yang menggenggam peduli.
Kupeluk dengan lena syahadah itu hingga ke pertemuan suci.
Demi tali merah yang berbalut pekerti.
Tertanda manusia bodoh yang selalu bermimpi
masuk Firdaus….
Bandung, 2011
Tags:
Poem
0 komentar