Asteralena 2: Cerita Tentang Bintang
Hai, lama nggak update
blog ini dengan goresan saya sendiri ^^. Sekarang saya akan melanjutkan
cerita saya tentang novel saya ini.
Sebenarnya
sudah banyak novel yang bercerita tentang bintang, lalu mengapa saya juga
mengambil bintang sebagai salah satu isi dari novel saya ini? Jawabannya karena
saya adalah pecinta bintang hehe. Dengan bangga saya menyebutkan bahwa saya
adalah ‘Perempuan Pemburu Bintang’. Bintang apa yang akan saya tuliskan di
sini? Sepertinya akan menjadi rahasia sampai nanti kalian bisa membacanya
sendiri ^^.
Pada dasarnya saya adalah orang yang tidak suka mengumbar
kehidupan pribadi, terutama tentang keluarga saya kepada publik. Soalnya saya
paling nggak suka ada yang kasihan sama saya ^^. Ya, kali ini saya akan bercerita sedikit. Setiap orang, setenang apa pun
muka dia, pasti dia memiliki masalah yang orang lain nggak tahu seberapa berat
masalahnya itu. Tapi setiap orang juga memiliki kekuatan untuk menghadapi masalahnya sendiri, well, itulah kehidupan.
Mungkin
suatu saat nanti akan ada bagian dari novel saya ini yang mengejutkan kalian. Ya,
novel ini terinspirasi dari kisah nyata, kisah nyata siapa? Kisah nyata
keluarga saya sendiri. Tapi karena saya juga adalah si pengkhayal tingkat
tinggi, bukan tidak mungkin novel ini bakal mengandung banyak unsur fiksi dan dramatisasi hehehehe.
Daddy, Mommy, Annissa, dan Saya :D |
Novel ini saya persembahkan khusus untuk Mama dan adik
bungsu saya, Sherly Wuisan.
Sherly umur 4 tahun |
Saya tiga bersaudara dan semuanya perempuan. Yang tengah namanya Annissa Wuisan.
Saya dan Adik Saya Yang Pertama, Annissa Wuisan |
Yang
paling jelek itu saya, yang paling cantik ya si bungsu :D. Tapi Mama nggak
pernah tahu novel ini saya persembahkan untuk beliau dan adik saya. Yang Mama
tahu, saya akan membuat novel tentang adik saya ini. Yeah, I love my mom.
Beliau adalah seorang wanita mandiri yang paling sabar sedunia ^^. Kemandirian
beliau terbentuk karena Papa saya jarang berada di rumah karena profesinya
sebagai pelaut, meski sekarang Papa sudah tidak melaut lagi dan bekerja di
perusahaan pertambangan di Pontianak, tetap saja Papa jarang berada di rumah. Karenanya saya berhati-hati sekali dalam membuat novel ini, detail-nya benar-benar saya perhatikan dengan cermat.
Saya dan Mama |
Dan Sherly…Sherly adalah pengidap autis. Bagaimana
rasanya memiliki seorang adik yang mengidap autis? Saya menjawabnya, Subhanallah :D, detailnya saya sulit
untuk mengatakannya. Pokoknya suka dan duka itu tetaplah Subhanallah sekali hehehe.
Saya masih stuck
di bab 9, tugas kuliah saya mulai menggila di awal semester 6 kemarin. Dari
persiapan bazar entrepreneurship, pembuatan program radio, pembuatan program
tv, pentas budaya (yang ini belum pasti; mudah-mudahan saja nggak ada. Amin :D),
dan juga mempersiapkan berkas untuk magang nanti.
Untuk sementara saya menyelesaikan kewajiban-kewajiban
saya dulu. Saya juga mencuri-curi waktu untuk mengerjakannya. Tunggu cerita
saya selanjutnya ya :D.
0 komentar