Mencegah Akses Pornografi di Lingkungan Keluarga



            Ada yang tahu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 30 tahun 2017, lagi gencar-gencarnya mengampanyekan pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan anak-anak Indonesia? Eits, jangan pusing dulu membaca peraturan karena peraturan ini dibuat demi kebaikan kita bersama.
            Lalu kenapa sih keluarga harus terlibat? Kan di sekolah juga anak-anak udah belajar, yang ngajar juga orang-orang profesional.
Bu-Ibu, Bapak-Bapak, Teteh, dan Akang. Pasti ingat kalau anak mendapatkan ilmu pertama kali dari keluarga, atau yang lebih tepat dari orangtuanya sendiri. Keluarga memang punya andil yang besar untuk pendidikan anak-anaknya dari mereka lahir hingga saat mereka siap terjun mengabdi ke masyarakat. Pelibatan keluarga dalam pendidikan di Indonesia menurut Peraturan Menteri No 30 Tahun 2017 yang lebih lengkapnya bisa diunduh di sini.
            Kalau kita baca sekilas, pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan menurut Peraturan Menteri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 30 Tahun 2017 di pasal 5, bunyinya seperti ini, memberikan dukungan penyelenggaraan pendidikan pada Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat.


            Dan yang akan kita bahas sekarang adalah keluarga yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di dalam keluarga itu sendiri. Dari pasal 5 dijabarkan lagi secara rinci di pasal 7 tentang pelibatan keluarga pada lingkungan keluarga, yaitu.
a. Menumbuhkan nilai-nilai karakter Anak di lingkungan Keluarga;
b. Memotivasi semangat belajar Anak;
c. Mendorong budaya literasi;
d. Memfasilitasi kebutuhan belajar Anak.


Poin-poinnya tampak sederhana ya, tapi pada praktiknya membutuhkan kesabaran dan ketangguhan. Pendidikan ini bukan hanya berkaitan dengan mengerjakan soal dalam buku pelajaran saja, tapi juga memberikan nilai-nilai karakter yang baik pada anak sehingga ia nantinya akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dari segi intelektual dan emosional. Diharapkan kita semua benar-benar menerapkan keempat poin di atas pada anak-anak karena coba kita lihat masalah yang sedang dihadapi anak-anak di zaman milennial ini.
1. Pembullyan
2. Radikalisme dan Intoleransi
3. Kecanduan pornografi
4. Malas membaca
5. Malas belajar

Dan masih banyak lagi masalah yang bisa menimpa anak-anak kita. Yang lagi marak sekarang adalah akses pornografi anak-anak yang kejadiannya bagai tsunami yang tiba-tiba menyerang tanpa peringatan. Bahasanya keliatan lebay ya? Tapi seriusan deh, anak-anak Indonesia bisa dibilang darurat akses pornografi L. Coba hilangkan dari sekarang pemikiran bahwa “Masih kecil ini, nanti juga lupa.” Atau, “Masih kecil ini, belum ngerti apa-apa.”
Dilansir dari Republika.co.id (24/04/2016) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise sangat kaget dan khawatir ketika mendapatkan data bahwa ada sekitar 25.000 anak yang mengakses pornografi setiap harinya. 


Kemudian dilakukan penelitian baru di tahun 2017 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Angka akses pornografi ini bukannya menurun, tapi malah melonjak tajam! Dilansir dari Jawapos.com (17/03/2018) dari 1600 anak yang disurvei, 97 persennya diketahui pernah mengakses konten pornografi, sengaja tidak disengaja. Anak-anak tersebut duduk dibangku kelas 3 sampai kelas 6 SD, dan tersebar di 8 kota besar di Indonesia.


Dilansir dari berita yang sama, kebanyakan anak-anak tersebut mengaksesnya melalui smartphone yang mereka miliki.
Tentu saja ini sangat mengerikan dan menjadi kewajiban kita bersama khususnya para orangtua untuk menanggulanginya. Tidak mungkin semuanya dibebankan pada pihak sekolah yang gurunya pun mengawasi beberapa anak dalam satu waktu. Pemerintah sudah melakukan berbagai hal demi meminimalisir akses konten pornografi ini sehingga pihak keluarga bisa melaksanakan tugasnya dengan maksimal.
Dilansir dari sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id (12/04/2016) Elly Risman, Psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati memaparkan bahwa anak yang mengakses pornografi bisa mengalami kecanduan untuk mengaksesnya berkali-kali dan kebiasaan ini akan sulit disembuhkan. Struktur otak anak mengalami perubahan ke arah yang lebih negatif.
Lebih lengkapnya, dampak akses pornografi ini membuat anak-anak menjadi
1. Malas belajar
2. Temperamental
3. Mematikan kreativitas
4. Menurunkan kesehatan
5. Menurunkan percaya diri
6. Memicu anak menjadi pelaku pelecehan seksual
7. Memicu perilaku seks bebas


Poin terakhir ini saya ngilu ngetiknya karena mengingat pernah membaca berita kasus ini.
Sumber: Liputan6.com

 Ini terjadi di sekitar kita dan sudah harus dijadikan pelajaran bahwa hal ini jangan sampai terjadi kembali. Anak-anak yang polos yang senang menemukan sesuatu yang baru di sekitarnya, malah harus hidupnya berantakan karena akses pornografi yang terus ia lakukan. Maka dari itu pemberantasan akses pornografi ini harus dilakukan dengan serius dan gencar di dalam lingkungan keluarga. Pelarangan gadget pada anak mungkin sulit. Dari gadget anak-anak bisa mengakses konten edukasi yang penting. Namun kita bisa meminimalisir penggunaan gadget sehingga akses pornografi ini tidak akan mereka lakukan.
Cara yang bisa dilakukan adalah seperti pemaparan Diena Haryana dilansir dari sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id (10/04/2018) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan peraturan waktu penggunaan gadget
Misalnya anak-anak diberikan waktu penggunaan selama dua jam sehari. Paling lama 3 jam sehari.
2. Mengakses gadget bersama-sama
Orangtua harus mengawasi anaknya bermain gadget. Akan lebih baik jika mengaksesnya bersama-sama sehingga kita bisa tahu anak-anak menggunakan gadgetnya untuk hal apa.
3. Memeriksa gadget anak setiap hari
Penggunaan gadget pada anak sulit dihindari, tapi kita masih bisa mengontrolnya. Jangan ragu memeriksa isi gadget anak, mulai dari pesan, gambar, dan history website yang sudah diaksesnya.
4. Jika menggunakan laptop, harus tetap diawasi
Pastikan layar laptopnya terlihat oleh kita sehingga kita tahu anak menggunakan laptopnya untuk kegiatan apa.
Lalu bisa ditambahkan lagi dengan poin-poin berikut,
5. Download permainan edukatif
Permainan di gadget sekarang bermacam-macam. Kita bisa memilih permainan tebak kata, atau permainan logika lain yang bisa mengasah kemampuan anak.
6. Download aplikasi belajar
Aplikasi belajar untuk anak-anak sekarang sudah cukup banyak. Kita bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan anak.
7. Bebaskan gadget orangtua dari konten negatif
Kita sudah memberikan peraturan sedemikian rupa untuk anak-anak. Namun tentunya kita perlu juga memberikan peraturan tersebut terhadap diri sendiri. Karena ada juga kasus anak yang mengakses video tidak pantas yang dilakukan dari gadget orangtuanya. Orangtua juga harus melakukan kontrol diri demi kebaikan bersama. Orangtua harus menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya.
Lalu bagaimana ketika anak ketahuan mengakses konten pornografi? Ini hal-hal pertama yang bisa orangtua lakukan.
1. Jangan menghukumnya sama sekali
Berikan nasihat empat mata bahwa apa yang dilakukannya akan membawa keburukan padanya. Nasihati dengan penuh kesabaran.
2. Hindari dulu dari gadget
Liburkan anak Anda dari gadget yang biasa ia akses. Katakan ini bukan untuk hukuman, tapi agar sang anak bisa melupakan kejadian kemarin. Agar anak bisa dihubungi ketika berada di luar rumah, Anda bisa memberikannya ponsel non smartphone. Ponsel ini cukup banyak di pasaran.
3. Alihkan anak ke kegiatan yang bermanfaat
Misalnya beribadah bersama dengan anak. Datang ke kajian atau mendengarkan khutbah agama bersama-sama. Izinkan juga anak aktif dengan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Bisa juga dengan memasukannya ke les musik, olahraga, atau kegiatan fun lainnya.
         Jika anak ketahuan kembali setelah dilakukan ketiga hal di atas, Anda bisa melakukan konsultasi dengan psikolog anak untuk menanggulanginya. Kalau sudah kecanduan akses pornografi, dibutuhkan penanganan yang lebih khusus lagi.

Pendidikan pertama anak dari orangtua karena itu sudah seharusnya orangtua ikut andil dalam pelaksanaan pendidikan. Kasus di atas merupakan salah satu hal yang orangtua bisa lakukan dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter anak. Betapa banyak masalah-masalah yang akan mengintai anak. Guru di sekolah memang bisa juga membantu dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik itu, tapi orangtua tetap menjadi benteng pertahanan paling depan bagi anak. Karena siapa yang lagi yang akan memahami dan menjaga anak sepenuh hati kalau bukan orangtuanya sendiri? 
#sahabatkeluarga.

 Sumber:
1. “Peraturan Menteri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 30 Tahun 2017.” Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 19 Desember 2017, 5 Agustus 2018. <https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/5447_2017-12-19/Permendikbud_Tahun2017_Nomor030.pdf;
2. “Cara Jitu Hindarkan Anak dari Konten Negatif Gawai.” Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 10 April 2018, 5 Agustus 2018. <https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4717:
3. “Ini Dia, Dampak Kecanduan Pornografi.” Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 12 April 2016, 5 Agustus 2018. <https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3159;
4. “Geger Kasus Bocah SD Hamili Siswi SMP di Tulungagung, Bagaimana Solusinya?” Liputan6.com. 24 Mei 2018, 5 Agustus 2018. < https://www.liputan6.com/regional/read/3536735/geger-kasus-bocah-sd-hamili-siswi-smp-di-tulungagung-bagaimana-solusinya;
5. “Mengejutkan, Survei KPPPA Sebut 97 Persen Anak SD Terpapar Pornografi.” Jawapos.com. 17 Maret 2018, 5 Agustus 2018. < https://www.jawapos.com/nasional/humaniora/17/03/2018/mengejutkan-survei-kpppa-sebut-97-persen-anak-sd-terpapar-pornografi;
6. “25 Ribu Anak Indonesia Akses Pornografi Setiap Hari.” Republika.co.id. 24 April 2016, 5 Agustus 2018. < https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/04/24/o64tss366-25-ribu-anak-indonesia-akses-pornografi-setiap-hari

*Gambar-gambar di atas diolah dengan www.canva.com dan diambil dari www.pixabay.com


Share:

0 komentar