Yang Dilakukan Orangtua Ketika Anak Memilih Jalan Hidup Berbeda
Anak
yang sudah dewasa, biasanya akan memilih kehidupannya sendiri. Seringkali hal
ini memunculkan perdebatan dari orangtua. Terutama jika hal tersebut sudah
menyangkut cita-cita, karir, memilih pasangan, dan sebagainya.
Orangtua
adakalanya tidak sreg dengan pilihan anak karena beberapa alasan. Biasanya
orangtua sering merasa paling tahu yang terbaik untuk anak, padahal tidak
selamanya seperti itu. Orangtua bisa saja salah dalam menilai anak, begitu juga
sebaliknya. Seperti artikel di situs TheAsianParent tentang konflik anak dengan orangtua. Konflik antara anak dan orangtua memang bukan makanan baru.
Orangtua wajar tidak setuju, tapi sebaiknya
menempatkan diri di posisi sang anak terlebih dahulu. Artinya orangtua
sebaiknya bukan langsung menyampaikan ketidaksetujuan itu, lalu serta-merta
melarang anak untuk lebih maju ke depan.
Sebenarnya
wajar orangtua meragu terhadap pilihan anak karena khawatir anak salah memilih
jalan atau takut anak tidak akan bahagia. Namun, tetap saja ketakutan itu harus
dikelola lebih jauh dan ditelaah kembali, apakah semua memang demi kepentingan
pribadi atau benar-benar untuk anak?
Di
bawah ini adalah hal-hal yang sebaiknya dilakukan ketika anak memilih jalan
hidup yang berbeda dari yang diinginkan orangtua.
1.
Dengarkan yang anak
ingin sampaikan
Sebelum orangtua menilai pilihan hidup anak,
dengarkan terlebih dahulu hal yang ingin anak sampaikan. Dengarkan sampai dia
selesai dengan penjelasannya. Setelah itu orangtua bisa menanyakan apa saja
yang berkaitan dengan rencana sang anak. Kenapa dia memilih hal itu. Apakah
rencana tersebut sudah disiapkan dengan matang.
Lalu, ketika melihat kemantapan anak untuk mengambil
keputusan itu, tidak ada salahnya orangtua mendukung pilihan anak. Dukungan ini
akan membuatnya lebih yakin untuk lebih melangkah ke depan.
2.
Kebahagiaan anak adalah
nomor satu
Apa yang orangtua lakukan ketika anaknya yang masih
kecil bersedih? Pasti melakukan berbagai macam cara agar anak bisa tersenyum
atau tertawa kembali. Orangtua pasti akan bahagia melihat anak berbahagia.
Terkadang orangtua merasa paling tahu tentang anak, dan apa saja yang terbaik
untuk anak.
Semakin anak beranjak dewasa, dia pasti menemukan
jati dirinya sendiri. Ketika dia berbaur dengan masyarakat yang lebih luas, ada
banyak hal yang ditemukannya, yang mungkin belum pernah orangtua lalui
sebelumnya. Di sinilah orangtua harus menaruh rasa percaya pada anak. Percaya
bahwa anak bisa bahagia dengan pilihannya itu dan ke depannya dia akan
baik-baik saja.
3.
Anak bukan milik
orangtua
Orangtua yang memutuskan melahirkan anak dengan kesadaran penuh. Lalu, orangtua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak dan mengurusnya hingga anak dapat merawat dirinya sendiri. Di awal pertumbuhan orangtua yang mengarahkan semuanya karena anak masih dalam proses belajar. Sangat wajar ketika itu anak bergantung pada orangtuanya. Setelah dewasa, orangtua seharusnya sudah bisa melepaskan tangan dari anak.
Hal itu karena anak dititipkan pada orangtua, bukan untuk dimiliki sepenuhnya. Yang memiliki anak adalah dirinya sendiri. Ketika orangtua masih mengatur anak saat dia beranjak dewasa, anak akan kesulitan bertanggung jawab pada dirinya. Ketika orangtua yang gagal mencapai cita-citanya, lalu memaksa anak untuk melanjutkan cita-cita yang tidak ingin anak lakukan bukan tindakan yang dibenarkan.
Membiarkan anak berjalan di lahannya sendiri adalah
bentuk kasih sayang yang orangtua bisa berikan pada anak yang sudah beranjak
dewasa.
4.
Menjaga komunikasi
dengan anak
Ketika orangtua sudah melepas anak untuk menggapai masa depannya sendiri, tetaplah menjaga komunikasi yang baik dengannya. Tidak ada salahnya menelepon setiap hari. Anak pun pasti akan senang dihubungi lebih dulu. Atau anak yang menghubungi orangtua lebih dulu. Bentuk komunikasi apa pun bisa, asalkan antara anak dan orangtua tidak ada putus komunikasi.
Jangan sampai karena pilihan yang berbeda, sampai
memutuskan hubungan. Semuanya masih dapat dibicarakan dengan baik. Komunikasi
adalah kunci utamanya.
5.
Yakinkan anak bahwa dia
bisa kapan saja kembali pada orangtuanya
Tidak ada yang tahu bagaimana masa depan nanti. Pilihan yang telah diambil bisa saja berakhir sesuai dengan harapan, yang berarti sudah sepantasnya disyukuri. Ketika tidak sesuai harapan, jangan serta-merta menyalahkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan anak.
Untuk itulah setelah menyatakan mendukungnya, katakan pada anak bahwa dia boleh kembali kapan saja ke rumah. Rumah tempat dia dibesarkan akan menjadi tempat yang aman dan nyaman untuknya dalam menghadapi kegagalan. Bahwa kehidupan ini bukan masalah bisa atau tidak, tapi memang begitu adanya, penuh misteri dan kejutan yang tidak terprediksi.
Anak yang dulu begitu kecil dan diurus dengan penuh kasih sayang, sekarang memiliki jalannya sendiri. Yang bisa orangtua lakukan adalah mendukung, percaya, dan menunggu. Sejauh apa pun anak melangkah, dia akan tetap bisa menemukan jalan pulang. Anak yang diberikan kasih sayang yang mendalam tidak akan pernah lupa dengan rumahnya sendiri.
Sementara itu, orangtua bisa melihat kembali
mimpi-mimpinya yang sempat tertunda dulu. Tidak ada salahnya memulai memupuk
mimpi di umur yang terbilang tua. Selama hidup masih berjalan, hal-hal
mengasyikkan perlu dicoba.
0 komentar