Bagaimana kabar Ibu hari ini? Apakah masih terjebak
dalam kubangan overthinking yang membuat
gelisah sepanjang hari? Apakah suara sumbang yang berasal dari luar itu sering
membuatmu pergi jauh ke dalam lubang keputusasaan?
Ibu,
peranmu begitu besar, hingga hal-hal kecil pun akan selalu diingat. Ibu
dituntut menjadi sosok yang sempurna dan serba bisa, padahal kaki dan tangan
Ibu hanya ada dua. Tidak sanggup menopang dunia seorang diri.
Ibu
tidak perlu mengikuti standar yang dibuat oleh manusia karena manusia memang
tempatnya salah. Yang Ibu bisa lakukan adalah menyadari bahwa Ibu memang
manusia yang tidak sempurna dan menerima hal itu dengan lapang dada. Jadi,
tidak apa-apa, Ibu. Tidak apa-apa jika Ibu merasakan hal-hal lumrah di bawah
ini.
1.
Tidak apa-apa jika Ibu
marah
Ibu, kemarahan timbul karena dunia ini tidak sesuai
dengan harapan. Ibu marah karena kakak menumpahkan minuman. Ibu marah karena
Ayah yang menempatkan handuk basah di atas kasur yang spreinya baru diganti.
Ibu marah karena adik baru pulang ke rumah nyaris magrib sehabis bermain dengan
teman-temannya.
Selama tidak berujung dan bertujuan pada kekerasan,
kemarahan Ibu hal yang wajar karena untuk melindungi keluarga. Kemarahan Ibu
justru akan menuntut keluarga ke jalan yang sudah seharusnya.
2.
Tidak apa-apa jika Ibu
mengeluh
Ibu, keluhan timbul ketika banyak hal yang terjadi
di luar kendali Ibu. Di dunia ini justru lebih banyak hal yang terjadi di luar
keinginan kita. Dunia berjalan dengan sendirinya, Ibu tidak bisa mengendalikannya.
Harga barang pokok naik, tarif listrik naik, tiba-tiba mesin cuci rusak padahal
cucian sedang banyak, dan masalah-masalah lain yang sering bikin ibu pusing
tujuh keliling.
Keluhan Ibu menandakan bahwa kehidupan masyarakat
kita perlu banyak dibenahi. Negara memerlukan keluhan Ibu untuk menjadi lebih
baik ke depannya. Jadi, tidak apa-apa jika Ibu mengeluh. Keluhan Ibu perlu didengarkan
oleh banyak orang.
3.
Tidak apa-apa jika Ibu
tidak memasak
Ibu, mengurus keluarga adalah kegiatan yang menyita
waktu dan tidak akan berhenti sampai kapan pun. Ibu tidak sempat memasak karena
pekerjaan Ibu menumpuk. Jika ada orang yang membantu pekerjaan Ibu, Ibu
termasuk beruntung. Jika tidak ada yang membantu, Ibu tidak perlu mengerjakan
semuanya sampai harus sempurna dan selesai di satu waktu.
Sekarang, Ibu bisa memesan makanan secara online.
Atau Ibu tinggal belanja makanan jadi yang ada di dekat rumah. Jika ada yang
memudahkan, pilih yang mudah saja demi hidup yang lebih tenang dan waras. Atau Ayah yang masak pun tidak masalah.
4.
Tidak apa-apa jika Ibu
bergantung pada Ayah
Ibu, mengurus anak-anak seorang diri dengan kedua
tangan Ibu adalah hal yang luar biasa. Ibu mungkin akan berpikir bahwa akan
lebih baik jika Ibu bisa mencari uang sendiri. Namun, hal itu tidak Ibu lakukan
karena Ibu takut anak-anak akan terlantar.
Ibu tidak masalah jika harus bergantung pada suami.
Suami adalah kepala keluarga dan kewajibannya adalah menafkahi dan memastikan
kebutuhan keluarga harus terpenuhi. Ibu adalah penjaga terkuat di rumah yang
tidak bisa diremehkan. Dengan hadirnya Ibu di rumah, rumah akan terasa lebih
hidup.
5.
Tidak apa-apa jika Ibu ingin
melanjutkan cita-cita
Ibu, melanjutkan cita-cita memang tidak mudah. Ibu
beruntung mendapatkan dukungan dari keluarga karena itu lanjutkan terus apa
yang sudah Ibu mulai. Mungkin Ibu akan merasa bersalah karena terlalu sering
meninggalkan keluarga.
Ibu, semuanya sudah diatur dengan baik. Ketika Ibu
tidak hadir di rumah, anak-anak akan lebih mandiri dari anak-anak sebayanya.
Ibu masih punya rumah untuk pulang. Keluarga Ibu tidak akan ke mana-mana.
Mereka akan tetap menyambut Ibu dengan sukacita.
6.
Tidak apa-apa jika Ibu beristirahat
Ibu, setelah berjam-jam bekerja dengan tangan yang
semakin keriput karena sering terkena air, dengan rambut yang kusut karena
belum sempat menyisir, dengan baju lusuh yang belum diganti karena belum sempat
mandi, atau dengan eyeliner luntur
setelah mengikuti segala meeting
seharian di kantor. Setelah berkutat dengan semua pekerjaan itu, Ibu
beristirahatlah yang cukup. Seperti artikel yang tertera di TheAsianParent yang menyebutkan bahwa Ibu perlu me time untuk mencegah depresi.
Ibu bisa menonton drama Korea yang Ibu sukai,
membaca buku yang sudah lama menumpuk di lemari, atau menyantap camilan yang
sudah sedari dulu Ibu beli. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan hari esok. Yang
penting sekarang Ibu bisa istirahat tanpa ada gangguan apa pun. Rebahan adalah
kunci kewarasan hidup yang paling hakiki.
7.
Semua Ibu berhak
dihargai dan bahagia
Ibu, ketidaksempurnaanmu adalah kesempurnaan yang sesungguhnya. Ibu tidak harus bisa segalanya. Ibu hanya cukup menjadi diri sendiri dan menjalani hidup dengan perjuangan dan rasa syukur. Tidak apa-apa, Ibu. Semuanya akan berjalan baik-baik saja. Ibu berhak menjadi sosok yang bahagia tanpa harus memenuhi standar yang dibuat manusia. Ibu juga berhak untuk dihargai tanpa harus didikte oleh orang yang tidak berhak mendikte. Kebahagiaan Ibu akan membuat seisi keluarga pun berbahagia. Jadi, jangan lupa bahagia Ibu.