Rendra Purnama Petir menggelegar mencabik udara. Ia datang tak sendirian. Bersama dengan arakan mega kelabu, ia menebar teror di seluruh sudut Kota Bandung. Aku tengadah. Kusadari hujan akan menyapaku segera. Aku tahu kau sangat membenci hujan. Kau mengutuki kemarau yang acap kali melibas