Assalammu’alaykum, Guys.
Rasanya masih nggak
percaya novel saya ini menjadi pemenang utama lomba menulis fiksi dewasa ‘Korea
dalam Kata dan Rasa’ PSA 3 yang diadakan oleh Grasindo. Saya memang sebelum-sebelumnya
suka ikutan lomba nulis novel dari berbagai penerbit. Tapi boro-boro menang
jadi juara pertama, jadi naskah terpilih aja saya nggak pernah masuk :’D.
Judulnya Dae-Ho’s
Delivery Service. Sekilas kayak tukang pengantar makanan ya? Hehe. Bukan,
Dae-Ho itu pengantar surat. Idenya saya ambil dari anime (judulnya saya lupa).
Jadi di anime itu ada tukang pos yang suka nyasar nganterin surat, dia cuma bisa
kirim beberapa surat ajah setiap harinya. Namun dia sangat suka dengan
pekerjaannya pas melihat wajah bahagia para penerima surat. Dae-Ho bukan
pengantar surat biasa, karena dia bukan sekadar mengantarkan surat. Ada
perbedaan Dae-Ho dengan para tukang pos yang ada di dunia ini. Nanti bisa kalian
temukan di novelnya ^^.
Tadinya juga Dae-Ho ini
orang Indonesia hoho. Namanya Roeslan Hidayat, biasa dipanggil Roe. Dae-Ho itu
karakternya anak mami banget, dia dimanjain soalnya sama mamanya hehe. Karena dia
anak mami banget, dia juga suka nyuci baju, nyuci piring, ngepel di rumah.
Dae-Ho punya adik perempuan yang bawel, namanya Cho-Hee. Cho-Hee ini kalau
permintaannya nggak diturutin ibunya, Dae-Ho pun yang bakal turun tangan buat
nurutin permintaan adiknya itu. Jadi Dae-Ho juga adalah kakak yang baik.
Selain Dae-Ho, saya
mengirimkan naskah novel lain ke ajang PSA3 Grasindo ini, genre romance dan
drama banget agak gelap karena berbau psikologi, saya sebenarnya nggak terlalu
yakin naskah itu bakal masuk jadi minimal naskah terpilih. Soalnya saya memang
payah ngebuat cerita romance, bukannya romantis jadinya malah ngedrama :’D. Pas
saya tahu PSA3 diperpanjang akhirnya saya mengedit naskah Roe jadi naskah
Korea. Saya ganti semua nama dan setting. Waktu itu draft awalnya udah selesai.
Tapi nggak mudah juga ngeditnya.
Saya harus berkutat
dengan internet buat mencari setting yang pas dengan konteks cerita saya itu. Saya
juga jadi belajar bahasa Korea yang simpel-simpel hehe. Terus
kebiasaan-kebiasaan di sana apa saja. Saya mengandalkan Wikipedia, artikel,
youtube, dan foto-foto. Soalnya di novel saya ada sekitar 7 kota besar dan
kecil di Korea Selatan.
Pengetahuan saya tentang
Korea Selatan sebenarnya sangat minim. Saya belum bisa dibilang sebagai
K-Popers sejati, meski saya sering dengerin lagunya DBSK, JYJ, 4Men, Super
Junior. Drama Korea Selatan yang saya tonton dari awal episode hingga akhir juga cuma dua, Secret Garden sama
Endless Love, dua-duanya saya favoritkan banget >.<. Saya lebih sering
nonton film-film Korea, yang paling saya suka itu Terror Live. Jadi, awalnya
nggak percaya diri juga ikutan lomba nulis PSA3 ini.
Novel Dae-Ho adalah
draft novel keenam yang saya tulis, dan menjadi novel kedua saya yang terbit. Paling
cepat proses terbitnya, saya cuma nunggu waktu 5 bulan aja. Saya sangat
speechless :D.
Saya tahu saya
memenangkan kompetisi ini pas ada beberapa teman Facebook yang tag nama saya.
Selama beberapa menit saya melihat layar laptop, mikir ini tuh nyata atau cuma
mimpi aja? Baru saya melakukan sujud syukur dan nyengir2 sendiri. Saya juga
susah ngungkapinnya dalam kata2 :’D.
Masalahnya ini pertama
kalinya saya bakal ke luar negeri. Tadinya tahun 2014 saya hampir mau ke Mekah
dan Madinah, melaksanakan umroh. Tapi ternyata memang belum waktunya, saya
dapet musibah karena travel agentnya nggak amanah, yang ditipu pun bukan hanya
saya, banyak ratusan jamaah lain. Jadi kalau mau umroh pakai travel agent yang
terpercaya ya ^^/
Bagi saya penghargaan
yang saya dapatkan ini merupakan hadiah dari Allah untuk menghilangkan
kesedihan saya :’). Sebenarnya dari awal tahun 2014 lalu hingga di tahun ini pun banyak hal yang
membuat saya sedih, yang membuat saya sedih pun kebanyakan dari orang-orang
terdekat saya. Mungkin banyak yang mengira saya baik-baik saja, sebenarnya saya
jarang curhat di sosial media juga sih :’D. Salah satunya saya yang nggak jadi
umroh itu, padahal udah banyak yang titip doa #curcoldikit.
Saya jadi inget
percakapan saya sama sahabat saya Gita. Saya waktu itu curhat karena ternyata
saya memang nggak punya kesempatan sama si dia yang saya suka dari pertengahan
2014 lalu. Saya minta doa ke Gita supaya saya bisa ke Korea Selatan mengobati
patah hati saya, saya iseng bilang: semoga
aja dapet lelaki soleh dari Korea Selatan
Dan sahabat saya Gita
bilang seperti ini:
Lu mikirnya jauh banget ke Korea Selatan. Lu pikir idup lu kayak di
Assalammu’alaikum Beijing? Udah lu santai aja, pasti ada hikmahnya dengan semua
ini. Fokus sama karir menulis lu. Nggak usah jauh-jauh mikir ke Korea Selatan,
di Indonesia masih banyak lelaki soleh kok.
Jadi, pas saya bilang ke
Gita kalau saya bakal ke Korea Selatan beneran di beberapa minggu setelah saya
curhat kek gitu, Gita bilang gini:
Seriusan lu? Hebat banget lu! Doa lu dikabulin Allah!
Saya pun masih nggak
percaya doa saya itu dikabulkan Allah. :’D
Saya berharap semoga
novel ini bisa diterima oleh para pembaca di Indonesia. Semoga novel ini
menghibur dan menginspirasi pembacanya. Genre-nya saya masukan ke dewasa karena
jalan ceritanya yang agak rumit, temanya tentang keluarga. Dan ini pesan si
Dae-Ho untuk kalian semua ^^:
Di dunia ini semua orang pasti akan memainkan drama yang sebenarnya
tidak pernah ingin ia pentaskan, namun sebenarnya ia sendiri yang punya kendali
untuk menjadikan ending drama itu sesuai dengan keinginannya – Han Dae-Ho