[Review Novel] Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta


Keterangan lengkap:

Judul : Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta
Penulis : Herdiana Hakim
Editor : Alit Tisna Palupi dan Jia Effendie
Jumlah halaman : 304
Penerbit : Gagas Media
Gagas Media
Sinopsis:
            Jika hidup mengecewakanmu apa yang akan kau lakukan? Jenny Ayu Maharani memilih melarikan diri. Sejauh mungkin.
Ternyata, semesta berkata lain. Ia tidak hanya melintas jarak, tetapi juga waktu, ke sebuah kota lama bernama Jepara. Saat puncak karier dan kebahagiaan sudah di depan mata, Jenny mendapati dirinya terpuruk ke lubang terdalam. Segala harapannya padam.
Di tengah kekalutan itu, ia bertemu dengan Diana Dianika, pengagum Raden Ajeng Kartini yang seolah bisa membaca pikirannya. Bersama Diana, ia melarikan diri dari realitas rumit yang membelit. Namun, entah bagaimana, alunan suara ganjil tiba-tiba saja melemparkan Jenny melintasi tempat dan waktu—bertemu dengan sang Putri Jepara.
Dua perempuan berbeda masa pun seakan ditakdirkan bertemu, berbagi kisah tak pernah using, tentang hidup, cinta, dan impian. Ketika masa lalu lebih indah dari masa kini, haruskah Jenny kembali?

Gimana dengan sinopsisnya? Menarik, bukan? Novel ini akan membawa kita ke kota Jepara yang terkenal dengan seni ukirnya, juga menjadi kota yang dikenang sebagai tempat kelahiran Raden Ajeng Kartini.
Tokoh utamanya bernama Jenny, adalah perempuan yang sangat mendedikasikan dirinya terhadap pekerjaan dan punya IQ di atas rata-rata. Ia dibesarkan sendirian oleh ibunya yang merupakan pengusaha toko roti ternama di Bogor. Hal inilah yang menjadikan watak Jenny persis seperti ibunya yang pekerja keras dan mandiri.
Namun, segalanya berubah ketika Jenny harus menerima kenyataan karier yang selama ini ia inginkan tidak diberikan padanya. Lalu ibunya jatuh sakit. Jenny ingin lari dari semua masalah itu. Ia lalu bertemu dengan Diana Dianika, teman kantor dari bagian HRD-nya yang baru ia temui hari itu. Ia pun mengambil cuti dan bersama Diana mengadakan tur napak tilas ke kota kelahiran Raden Ajeng Kartini.
Di sana Jenny mendapatkan pengalaman yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya. Ia terlempar ke masa lalu dan tinggal di rumah Kartini. Lalu bagaimana kisa Jenny selama ia terlempar ke masa lalu itu? Kamu bisa menemukannya lengkap di novelnya ^^.
 Saya menikmati novel ini karena saya memang suka novel berbau sejarah. Setting Jeparanya juga di bagian masa kini dan masa lalu cukup lengkap, menandakan penulisnya melakukan risetnya secara mendalam.
Saya juga jadi punya gambaran tentang kehidupan Kartini di masa lalu. Wah, ternyata beliau memang pantas mendapatkan predikat pahlawan nasional. Kartini memang dilahirkan dari keturunan bangsawan Jawa, tapi ia sangat merakyat dan peduli sama mereka. Ia mempromosikan hasil ukir masyarakat Jepara ke Belanda sehingga para seniman di sana dibayar dengan layak. Ia ingin perempuan juga mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki, terutama dalam pendidikan, hal ini diwujudkan Kartini dengan membangun sekolah khusus perempuan yang menampung beberapa murid. Pasalnya perempuan anak dari bangsawan saja ketika itu hanya diperbolehkan sekolah hingga lulus Sekolah Dasar.
Oh ya, saya juga jadi tahu ternyata Kartini itu perempuan cerdas. Ayahnya membebaskannya membaca buku apa saja. Ia juga mahir berbahasa Belanda karena itu sering surat-suratan dengan teman penanya yang ada di Belanda. Pemikirannya kala itu terbilang langka dan modern, maka dari itu Kartini juga sering dicemooh karena berbeda dari perempuan-perempuan yang ada di masanya.
Salah satu quotes yang saya suka di novel ini:
Nostalgia is like a grammar lesson. You find the present tense and the past perfect.
Kalau kamu menonton film biasanya menemukan cerita time travel berbau romance, thriller, mystery, dan segala macamnya, di novel ini kamu bisa menemukan sejarah yang belum pernah kamu tahu sebelumnya.
Di Goodreads saya memberikan rating 4 dari 5, soalnya saya memang terkesan dengan novel ini. Buat kamu yang tertarik baca bisa dapetin novelnya di toko buku terdekat ya!.

Share:

0 komentar