Perempuan Pemburu Bintang


Perempuan Pemburu Bintang


            Tidak ada hal yang mengasyikkan, kecuali saat duduk di atas loteng terbuka beratapkan langit kelam berhambur bintang. Dia seorang perempuan, sedang menikmati malamnya dalam kesunyian. Meski kesunyian itu nyata adanya, namun hal tersebut tidak menjadi alasan baginya untuk melewatkan malam tanpa mendung ini. Hitam pekat langitnya membuat sosok lain yang ditunggu-tunggu perempuan itu muncul tanpa ada halangan berarti.
Sosok lain itu adalah bintang … makhluk langit yang sudi membagi pendarnya ke bumi secara menyeluruh tanpa pilih kasih.
            Dengan berapi-api si perempuan mengabsen satu per satu makhluk-makhluk langit yang tampak di layar hitam angkasa, “Achernar, Rigel, Vega, Alpha Centauri, Arcturus, dan…Sirius. Lengkap. Hore!” serunya berdecak girang. Buru-buru ia mengeluarkan secarik kertas lusuh dari kantong celana, memandanginya dengan saksama. Lantas seulas senyum terukir dari bibir kecilnya.
v   
            Perempuan itu memenggal ketidaktahuan dengan rasa penasarannya. Selama tiga jam, telah ia telan mentah-mentah segala rupa makna tersirat dan tersurat dari barisan kalimat manis di lurus matanya tertuju. Tertera pada sebuah hikayat yang tergores di atas tumpukan kertas tak bernyawa; kumpulan imaji sang maestro yang tersusun apik dalam deretan sejuta kata yang tidak pernah dikenalnya.
             Perempuan itu dapat mencium denyut pelayaran kisah luar biasa sang protagonis di sana. Meski saat pertama hanya ia rasakan desirannya di luar kulitnya saja, namun akhirnya petuah-petuah magis itu merasuk ke jiwanya. Menghipnotis kotak pikirannya yang terlanjur lama terisi paradigma realistis akut yang ia anut sedari kecil.
            Seminggu setelah selesai mengembara dalam buku Sang Pemimpi, ia jadi terkontaminasi kata mimpi, mimpi, dan mimpi.
            Lantas ia pun teringat akan satu mimpi liarnya yang telah dikuburnya dalam-dalam di tanah ilusi. Ia bilang seperti itu karena ia cukup waras mengategorikan mimpi itu ke dalam golongan halusinasi tingkat Nirwana
Pada awalnya ia adalah Pencinta Bintang, pernah tebersit di benaknya untuk pergi menjelajahi angkasa; melihat langsung secara dekat bintang idamannya. Tapi tidak lama; ia campakkan mimpi itu begitu saja. Dengan apa dan kapan ia bisa ke sana? Karenanya ia cukup sadar bahwa ia sedang berusaha menegakkan benang basah. Namun berangan-angan terhadap bintang tentu tidak masalah, kan?
Bintang-bintang favoritnya adalah bintang terang menurut jarak terdekatnya dengan bumi: Sirius, Arcturus, Alpha Centauri, Vega, Rigel, Procyon, dan Achernar.
            Dan prosa yang menjelma dalam bentuk buku yang tengah digenggamnya itu seolah-olah telah mencambuknya untuk melakukan suatu hal yang tidak pernah ada dalam kamusnya. “Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia, ucapnya mengeja sebuah kalimat serupa tuah yang tercantum di sana. “Aku perempuan, tapi apakah salah jika aku meraih mimpi setinggi mungkin?” Mengingat ia selalu yakin akan ridha orangtua adalah ridha Allah; selama ini ia ibarat anak ayam yang mengikuti ke mana induknya pergi. Tapi sekarang … ia akan memutuskan untuk keluar dari sangkar dan menentukan arahnya sendiri. 
“Baiklah.” Perempuan itu beranjak ke loteng rumah; melontarkan ikrarnya seraya mengangkat tangan menunjuk ke langit hitam, “Aku akan memburu bintang! Kunamakan perjalanan ini sebagai Ekspedisi Konstelasi Evenstar[1]!”
            Maka perempuan itu pun mulai berlayar untuk mengentaskan semua asanya dalam perjalanan yang tidak pernah dilakukannya seumur hidup. Atau lebih tepatnya…sebagian adalah hal yang tak terduga, namun hati kecilnya mengatakan ini sudah menjadi arah di mana perahu Orion[2]-nya akan berlabuh.
            Sirius = Microsoft Certified Professional
            Pertama kali si perempuan berhasil memburu Sirius, ketika ia memutuskan untuk tetap berjalan di atas bara api. Ia merantau ke kota asing. Meski tidak pernah terlintas di benaknya untuk berkecimpung di bidang yang sangat asing baginya; bidang teknologi, ia berpikir bahwa itu adalah suatu keharusan. Demi orangtua yang sudah mengizinkannya keluar dari sangkar. Yang diburunya itu satu sertifikat bertaraf internasional—yang kemudian telah berhasil digenggamnya.
            Arcturus = Ilmu Komunikasi
            Perempuan itu menyebutkan mimpinya satu ini sebagai perburuan Arcturus, yaitu target lulus masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi di perguruan swasta ternama di Bandung. Lagi-lagi bidang yang tidak ia senangi karena ia adalah seorang perempuan yang bisa digolongkan sebagai manusia introvert kelas tengah. Namun ia ingin berubah; ia tidak mau dianggap alien lagi. Dan ia pun berhasil masuk ke dalam lingkaran itu, kendati masih banyak yang harus ia pelajari.
            Alpha Centauri = Writing Is My Passion
            Ini adalah asa yang benar-benar diniatkan dalam hatinya. Perburuan Alpha Centauri yang awalnya cukup menjenuhkan lagi membatin. Namun suatu waktu si perempuan mampu menjadikan menulis sebagai kehidupannya. Sehari saja tak menulis ibarat mati segan hidup tak mau. Ia ingin menjadi penulis hebat seperti Andrea Hirata, karenanya ia harus mencintai dunia tulis-menulis dulu.
            Vega = Lamitta terbit di toko buku
            Dan tak lama setelah sukses berburu Alpha Centauri; meyakinkan diri bahwa menulis adalah napas kehidupannya, perempuan itu berhasil menelurkan goresan tintanya dalam sebuah kumpulan cerita nyata bersama orang-orang yang menjadi teman di dunia mayanya. Buku itu berjudul Lamitta. Bisa ditemukan di toko buku-toko buku yang ada di Indonesia. Vega pun telah menjadi milikya…
v   
Perempuan itu mengamati secarik kertas berguratkan simbol jejak ekspedisi berburu bintang yang telah ditempuhnya dalam waktu kurang lebih tiga tahun belakang. Karena ia tak sanggup pergi ke bintang-bintang itu, ia pun memutuskan memetakan mimpi-mimpinya ke dalam nama urutan bintang-bintang paling terang di jagad raya. Digambarkan sebagai lingkaran yang memiliki poros titik di tengah. Semakin jauh jarak bintangnya dari bumi, semakin sulit untuk diburu.
“Selamat datang kembali, Konstelasi Evenstarku. Sudah kuburu Sirius, Arcturus, Alpha Centauri, dan Vega sampai tak bisa kubedakan lagi apa itu lelah dan apa itu tekad baja. Sekarang aku ingin memburu Rigel. Kusadar itu tak semudah membalikkan telapak tangan, namun akan kuburu hingga tiba waktunya tubuh ini akan membeku.”
 “Untuk dan Achernar, mimpi terbesarku, harap bersabar, ya. Suatu saat akan kuburu kalian juga.”
Bintang yang akan segera diburunya…
Rigel = Menjadi Novelis
Procyon = Menjadi Ratu di Kehidupan-mu  :D
Selesai
 Terinspirasi dari Tetralogi Laskar Pelangi, buku Sang Pemimpi



[1] Evening Star. Nama lain Arwen Undomiel, seorang  tokoh wanita peri di The Lord of The Rings
[2] Artinya secara harfiah adalah Sang Pemburu

Share:

0 komentar