Bocoran Novel Pertama saya berjudul GALINA/ASTERALENA


Okay, sekarang saya mau memberitahu sedikit tentang novel pertama saya ini. Judul pertamanya GALINA. Itu nama orang Rusia artinya cahaya (bener ga ya? hehehe). Tadinya novel ini dilombakan untuk event dari Penerbit Bentang Pustaka yang nerbitin buku-buku penulis favorit saya, Andrea Hirata dan Dewi Lestari, tapi nggak masuk 13 besar ^^a. Saya nggak kecewa sih karena memang saya buat novel yang terdiri dari 20 bab, 171 halaman hanya dalam kurun waktu sebulan. Jadi, hasilnya pun nggak maksimal hehe.
Dan saya sekarang sedang merombaknya lagi, membenahi EYD, diksi, dan jalan cerita yang kurang explore. Halamannya akan saya tambah jadi sekitar 250 halaman. Insya Allah.
Sekarang saya akan bercerita sedikit tentang novel ini. Novel ini sekarang saya berikan judul ASTERALENA, saya ganti judulnya, di sini saya berfilosofi dalam judul tersebut ^^. Terus novel ini ada tiga tema yang mencakup, keluarga, persahabatan, dan cinta. Bercerita tentang AUTISME. Yup, saya memang familiar sekali dengan autisme. Why? Nanti akan saya ceritakan :). 
Tokoh utama di novel ini remaja berumur 16 tahun.
Selengkapnya lihat cuplikan di bawah ini:
Kalau boleh jujur, Alen benar-benar sayang Aster, kok. Hanya saja sering terlintas di pikirannya yang mempertanyakan mengapa Tuhan menghadirkan rintangan seperti ini padanya. Dan pikirannya selalu berenang-renang pada satu pertanyaan, ‘Apa salah yang telah kuperbuat sehingga memiliki adik yang berbeda dengan diriku?’
<> 
Alen ingin sekali membantah pernyataan bundanya yang terkesan angkat tangan. Namun ia tak tahu untaian kata apa yang harus ia ungkapkan lagi pada wanita jelita di sampingnya itu. Karena ia sendiri tidak tahu masa depan akan seperti apa. Masa depan adalah misteri baginya. Ia belum bisa memutuskan akan dibawa ke mana adik kecilnya itu jika Bunda tak lagi ada. Ia jadi membayangkan hal yang tidak-tidak begini.
            Alen hanya menginginkan yang terbaik untuk keluarganya.
<> 
Alen pun sadar siapa dia. Tiba-tiba ada getaran dalam dadanya. Namun ia sengaja memasang raut muka masam. Seperti biasa ia selalu in denial.
Di hadapannya berdiri seorang cowok yang memiliki tinggi sekitar 170 cm, berambut landak, kulitnya sawo matang cerah, dan memiliki wajah yang menunjukkan bahwa ia adalah cowok humoris sekaligus ceria sepanjang masa. Lesung yang cukup ketara di kedua pipinya menambah kesan manis.
“Gue kira siapa, ternyata lu, El.” Ia pun membetulkan posisi berdirinya yang agak miring. “Gue nggak apa-apa kok, makasih ya. Lu memang tersangka yang bertanggung jawab,” ujarnya agak judes.
Sementara si tersangka yang bernama Mikael itu cengengesan saja mendengar kalimat pedas Alen.
<> 
            Segitu dulu, bagi yang penasaran doakan saja cepat selesai dan saya bisa melanjutkan fanfic2 saya yang terbengkalai sementara waktu hehehe ^^v.
            Have a nice day, Guys ^^


Share:

0 komentar